Jalan Panjang Menuju Kemandirian

Alinasi Pertanian Organik Aceh Barat pertama kali muncul atas inisiatif  beberapa lembaga Swadaya Masyarakat yang concern di bidang pertanian organik di antaranya adalah Sunspirit, Bina Desa, Anissa, Asoh, Apheda, Papan, dan Mercy Coprs.

 Pada bulan November 2008, bersama dengan petani dampingan masing-masing lembaga menyelenggarakan musyawarah bersama (duet pakat) bertempat di desa Gunung Panah kecamatan Bubon Aceh Barat untuk menyamakan visi dan misi tentang pertanian organik.

 Di bawah tema ’Pertanian Organik Menuju Kedaulatan Pangan’ ditemukan kesamaan visi yakni membangun sistem pertanian organik dengan tujuan mewujudkan kedaulatan pangan. Berangkat dari kesamaan visi tersebut maka pada bulan Mei 2009 diadakan pertemuan lanjutan di Desa Gampoeng Ladang Kecamatan Samatiga Aceh Barat untuk membicarakan hal-hal kongkret tentang perkembangan pertanian organik di Aceh Barat. Dalam pertemuan tersebut dianggap perlu untuk membentuk sebuah gerakan bersama, yang diharapkan secara bersama-sama pula menyuarakan gerakan pertanian Organik.

 Untuk membentuk wadah bersama yang dikoordinir langsung oleh para petani diperlukan agenda kerja yang jelas. Lantaran itu, pada pertemuan tersebut kesepakatan untuk membentuk sebuah wadah bersama ditunda. Baru pada pada bulan Juni 2009 tepatnya di desa Simpang Kecamatan Kawai XVI Aceh Barat terbentuklah sebuah wadah yang langsung dikoordinir oleh para petani sendiri.

 Kepengurusan Aliansi Periode 2009-2010 dikoordinir oleh Adi Khairuddin dari Desa Simpang sebagai ketua, Fahrudin dari Desa Gunung Panah sebagai sekretaris dan Jamil MZ dari Desa Gampoeng Ladang sebagai bendahara dengan keanggotaan meliputi belasan desa yang tersebar di seluruh Aceh Barat (Pinem, Gampoeng Ladang, Suak Nie, Suak Raya, Padang Mancang, Simpang, Paunaga Rayeuk, Gunung Panah, Kuala Pling, Aloe Bakung, Seumuling, Planteu SP, Seunebuk Trap, Cot Murong, Cot Lagan, Suak Trieng, Glee Siblah dan Johan Pahlawan) ditambah dengan dua beberapa komunitas dari kabupaten Nagan Raya (Beutung Ateuh) dan Calang.

 Sebagai sebuah wadah yang baru dibentuk Aliansi Pertanian Organik Aceh Barat ini diharapkan dapat berkembang secara mandiri. Artinya mandiri secara structural-manajemen dan juga dana. Lantaran itu di awal periode kepengurusan yang baru ini, Aliansi Pertanian Organik Aceh Barat merancangkan beberapa agenda penting yang nantinya akan direalisasikan.

 Agenda Alinasi ke depan antara lain, public hearing dengan anggota dewan perwakilan rakyar Aceh Barat. Selanjutnya merekomendasikan ke pemerintah agar  pertanian organik di Aceh Barat perlu digerakan secara bersama-sama bukan hanya petani sebagai tulang punggung gerakan pertanian, tetapi juga pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Diharapkan agar nantinya pemerintah memberikan prioritas kepada gerakan pertanian organik, selain karena system pertanian tersebut sangat ramah lingkungan juga karena telah dipergunakan oleh sebagian besar petani di Aceh Barat. 

(Ismail/Komkit)

Leave a comment